Rabu, 25 Januari 2017

Jangan Menilai Sebelah Mata, Berpakaian Kotor Menghadiri Rapat Orang Tua Murid, Ucapan Bapak Ini Membuat Semua Orang Malu!


Cocok jam 7 malam, orang tua murid Bermula Dari masuk kedalam ruang kelas di sekolah. Beberapa orang tua tampak penuh sopan santun, ada pula orang-tua yang kelihatannya sombong, ada juga yang tampak begitu waspada. Saat guru Bermula Dari tutup pintu dan Bermula Dari bicara, pintu yang barusan ditutup terbuka kembali perlahan, seorang pria paruh baya, badannya kotor penuh dengan debu nampak dibalik pintu. Dengan muka yang tersenyum dia meminta maaf Sebab datang terlambat.


Kehadirannya menarik perhatian orang tua murid yang lain. Dia kenakan baju kerja yang sudah luntur dan penuh bercak cat. Celananya pekat dengan debu, dia pakai sepatu boot yang penuh dengan lumpur. Dia terlihat seperti baru pulang dari kerja bangunan.


Guru itu berkata : “Permisi, Ayah siapa? ” Pria paruh baya itu berkata : “Saya ayahnya Aminudin” Guru itu terlihat kaget, Bakal Tetapi segera memohon pria itu menandatangani buku hadirnya. Bapak dari Aminudin dengan muka yang tertunduk berkata : “Maaf, Pak Guru, saya Tidak dapat membaca dan menulis…” Para orangtua murid yang lain terdengar ada yang Bermula Dari menertawakan, sang guru itu juga berkata : “Tak apa-apa, saya yang akan menopang Bapak tanda tangan. ”


Lalu guru itu Bermula Dari menjelaskan, maksud diadakannya rapat orang tua murid Yakni agar setiap orang-tua bisa saling sharing pengalaman tentang bagaimana Tips mendidik anak serta kesannya selama mendidik anak. Ada 2-3 orangtua murid membagikan pengalaman mereka dalam mendidik anak-anak mereka, yakni bagaimana mereka mendidik anak mereka dengan ketat, agar mereka menginginkan menulis pr mereka, membantu anak-anak mereka mencarikan guru les tambahan,

dan lain-lain.

Saat guru itu memohon ayah dari Aminudin untuk bicara, ia mengenalkan, “Aminudin Yakni seorang murid teladan dengan nilai terbagus di kelas. Pelajaran


matematika selalu mendapatkan nilai paling baik, ia Tak pernah terlambat, selalu berlaku baik pada sebagian rekannya. Mari keduanya sama kita dengarkan bagaimana ayah dari Aminudin mendidik anaknya. ”

Banyak orangtua murid yang lain tampak kaget. Bapak yang Tak terpelajar namun memiliki anak yang hebat. Ayah Aminudin dengan agak sedikit canggung Berawal Dari jalan ke depan. Ia sedikit tertunduk, Tak demikian berani melihat mata beberapa orang-tua murid yang lain. Ini perkataannya :


Saya hanya Sukai lihat anak saya lakukan PR nya. Setiap saat sepulang kerja, Tak peduli seberapa capeknya saya, saya tentunya bakal duduk di samping dia untuk memandangnya kerjakan PR yang ada. Sehari, anak saya kemukakan pertanyaan pada saya, “Ayah, sehari-hari lihat saya lakukan PR, apa Ayah tahu apa yang saya kerjakan? ” Saya berkata “Ayah Tidak tahu. ” Lantas anak saya ajukan pertanyaan : “Ayah, apabila Ayah Tidak paham bagaimana Ayah tahu saya mengerjakannya dengan benar atau Tak? ”


Saya berkata : “Jika anda mengerjakannya dengan cepat, jadi Ayah tahu bila masalah ini demikian mudah ; apabila anda menyalakan kipas Bayu, mengambil minum, jadi Ayah tahu bila masalah itu susah. ”


Saya seorang buruh bangunan. Satu kali saya mengangkat muka saya dan lihat bangunan tinggi yang saya bangun, saya ajukan pertanyaan pada anak saya, apakah anda ingin tinggal dirumah yang tinggi, yang besar, rumah yang indah? Mengendarai mobil bagus? Anak saya menganggukkan kepalanya. Saya berkata : “Oleh Karena itu anda harus belajar dengan baik. ”


Saya Tak sekolah, Tak bisa membaca dan menulis, saya Tidak tahu bagaimana Beberapa Tips hebat mendidik anak. Saya hanya Sukai terlibat percakapan dengan anak saya. Anak saya bahagia jongkok di samping saya saat saya bekerja. Saya Tak Menyodorkan uang jajan pada anak, ia Tak bermain internet, juga Tak belanja beberapa jenis. Dia kerap di rumah membantu saya membersihkan baju.



Setelah usai bicara, dia membungkuk untuk Menyodorkan hormat pada sang guru! Orang-tua murid yang lain terpaku tak bergeming, hati mereka begitu tersentuh oleh perkataannya. Ayah ini walau Tak mempunyai pendidikan yang tinggi dan Tak dalam situasi ekonomi yang cukup, tetapi ia begitu hormat pada guru. Dia juga bahagia rekani anaknya. Ini Yakni langkahnya bagaimana dia sukses dalam mendidik anak!


sumber terkait: infomoeslim.com